Pendahuluan
Kegiatan Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadist (STQH) merupakan salah satu bentuk apresiasi terhadap seni dan budaya Islam, serta upaya untuk memperkuat pemahaman dan pengamalan ajaran agama di kalangan masyarakat. STQH Ke-XXVII yang diselenggarakan di Kabupaten Barru merupakan momentum penting untuk menegaskan komitmen bersama dalam mengedepankan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam acara ini, Bupati Barru bersama Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakan Kemenag) Kabupaten Barru berharap agar setiap peserta tidak hanya berkompetisi dalam baca Al-Qur’an dan Hadist, tetapi juga menjadikan ajaran tersebut sebagai pedoman hidup yang bernafaskan keagamaan. Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang harapan tersebut, tantangan yang dihadapi, serta peran masyarakat dalam mendukung terlaksananya cita-cita tersebut.
1. Harapan Bupati Barru dalam Kegiatan STQH
Bupati Barru, dalam sambutannya, menekankan pentingnya kegiatan STQH sebagai ajang untuk memperkuat tali silaturahmi antarpeserta dan masyarakat. Beliau berharap agar acara ini tidak hanya menjadi kompetisi semata, tetapi juga sebagai sarana untuk menambah wawasan dan keimanan peserta. Harapan Bupati Barru ini tidak lepas dari upaya pemerintah daerah untuk mempromosikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan masyarakat.
Dalam konteks ini, Bupati Barru juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berperan aktif dalam mendukung kegiatan keagamaan seperti STQH. Kegiatan semacam ini diharapkan dapat menumbuhkan minat baca Al-Qur’an dan pemahaman akan ajaran Islam di kalangan generasi muda. Selain itu, Bupati juga menekankan pentingnya pembinaan secara berkelanjutan, tidak hanya saat kegiatan STQH berlangsung, tetapi juga setelahnya. Hal ini penting agar nilai-nilai keagamaan dapat tertanam dalam diri setiap individu dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bupati Barru menegaskan bahwa pemerintah akan terus mendukung kegiatan keagamaan dengan menyediakan fasilitas dan sumber daya yang memadai. Dengan demikian, diharapkan akan lahir generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga memiliki kepribadian yang baik dan berakhlak mulia.
2. Peran Kakan Kemenag dalam Meningkatkan Kualitas Peserta STQH
Kakan Kemenag Kabupaten Barru memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas peserta STQH. Beliau menggarisbawahi bahwa kualitas peserta tidak hanya diukur dari kemampuan tilawah yang baik, tetapi juga dari pemahaman akan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadist. Dalam hal ini, Kakan Kemenag berupaya untuk memberikan pelatihan dan pembinaan yang intensif kepada peserta sebelum mengikuti STQH.
Salah satu program yang diluncurkan adalah pelatihan intensif yang melibatkan para ustadz dan ahli dalam bidang tilawah. Pelatihan ini bertujuan untuk mempersiapkan peserta agar mampu tampil dengan baik dan percaya diri. Selain itu, Kakan Kemenag juga berusaha untuk menjangkau peserta dari berbagai kalangan, termasuk mereka yang kurang mampu. Dengan menyediakan akses yang lebih luas, diharapkan semakin banyak orang yang terlibat dalam kegiatan ini.
Kakan Kemenag juga berkolaborasi dengan berbagai instansi dan organisasi kemasyarakatan untuk memaksimalkan hasil dari kegiatan ini. Misalnya, kerja sama dengan lembaga pendidikan untuk menyelenggarakan lomba-lomba kecil di tingkat sekolah yang berkaitan dengan Al-Qur’an. Dengan demikian, semangat berlomba dalam membaca Al-Qur’an dapat ditanamkan sejak dini.
3. Tantangan yang Dihadapi dalam Mempertahankan Nilai-Nilai Keagamaan
Meskipun kegiatan STQH diharapkan dapat memberikan dampak positif, tidak dapat dipungkiri bahwa ada banyak tantangan yang harus dihadapi. Salah satu tantangan terbesar adalah mengatasi pengaruh negatif dari perkembangan teknologi dan informasi yang pesat. Banyak anak muda yang lebih tertarik pada hiburan digital ketimbang kegiatan keagamaan. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan masyarakat untuk lebih proaktif dalam memperkenalkan nilai-nilai keagamaan sejak dini.
Selain itu, ada juga tantangan internal di kalangan peserta, seperti rasa percaya diri yang rendah dan ketidakpahaman akan nilai-nilai Al-Qur’an. Untuk mengatasi hal ini, Bupati Barru dan Kakan Kemenag sepakat untuk melakukan pendekatan yang lebih humanis dan mengedepankan pendidikan karakter. Kegiatan-kegiatan pembinaan yang bersifat menyenangkan juga diharapkan dapat menarik minat peserta untuk lebih mendalami ajaran Islam.
Masyarakat juga memiliki peranan penting dalam mengatasi tantangan ini. Dengan dukungan penuh dari lingkungan sekitar, diharapkan peserta STQH akan merasa lebih termotivasi untuk belajar dan mengamalkan ajaran agama. Masyarakat diharapkan dapat menciptakan atmosfer yang kondusif bagi pengembangan keagamaan, sehingga nilai-nilai yang diajarkan dapat terlaksana dalam kehidupan sehari-hari.
4. Menjadikan STQH Sebagai Momentum untuk Membangun Masyarakat Berbasis Keagamaan
STQH Ke-XXVII di Kabupaten Barru tidak hanya sekadar lomba, tetapi juga merupakan momentum untuk membangun masyarakat yang lebih berbasis keagamaan. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan masyarakat dapat terinspirasi untuk lebih mendalami ajaran Islam dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Bupati Barru dan Kakan Kemenag sepakat bahwa keberhasilan kegiatan ini tidak hanya ditentukan oleh jumlah peserta atau prestasi yang diraih, tetapi juga oleh seberapa besar dampak positif yang ditinggalkan bagi masyarakat.
Pemerintah daerah, bersama dengan Kemenag, berkomitmen untuk terus mendukung kegiatan keagamaan dengan berbagai program yang melibatkan masyarakat. Program-program ini meliputi pengajian rutin, seminar tentang nilai-nilai Islam, serta kegiatan sosial yang berlandaskan pada ajaran agama. Dengan melibatkan masyarakat secara aktif, diharapkan kesadaran akan pentingnya hidup bernafaskan keagamaan dapat tumbuh dan berkembang.
Sebagai penutup, harapan besar disematkan pada seluruh peserta STQH agar menjadikan ajaran Al-Qur’an dan Hadist sebagai pedoman hidup. Kegiatan ini bukan hanya tentang perlombaan, tetapi tentang bagaimana kita bisa menjadikan Islam sebagai landasan dalam segala aspek kehidupan, baik dalam bersosialisasi, belajar, maupun berkehidupan sehari-hari.